Who Am I – Identifikasi Dirimu Mulai Hari Ini

Jemariku cukup banyak menekan tombol “backspace” sebelum aku memutuskan mengangkat tema ini. terdengar klasik memang namun saya begitu terkesima dengan kosa kata bahasa inggris ini.
Bukan tanpa alasan tema kali ini saya buat menggunakan bahas inggris, selain karena peradabannya yang cukup maju, saya masih terkesima dengan walikota yang memimpin ibu kota negara itu. dan ada impian pula untuk belajar di negri tersebut.

kembali ke topik awal, pengalamanku selama satu pekan terahir cukup menyita banyak hal, Menganalisis tulisan tangan dan memberikan konsultasi psikologi kepada lebih dari 15 orang dalam sepekan ini ternyata membawaku kepada sebuah hipotesa yang menggelitik untuk dibuktikan.

Hipotesa pertama – hampir setiap klien yang saya tangani menginginkan sesuatu yang “abra kadabra”. Saya melihat perjuangan kedua orang tua saya berjuang selama lebih dari 20 tahun sebelum mencapai semua yang saya bilang kesuksesan. Emirsyah satar berjuang lebih dari sepuluh tahun untuk membawa garuda indonesia di kegemilangannya. dan kita banyak yang ingin sukses hanya dalam 10 bulan?. Ingat Rasululloh belajar berdagang mulai dari usia 7 tahun lho dan memetik hasilnya di usia puluhan tahun.
“Karena sesuatu yang kita dapatkan secara instan akan mudah hilang secara instan”

Hipotesa Kedua – Entah kenapa pemuda yang saya analisis kebanyakan itu mudah “baperan”. mudah tersinggung saat dinasehati padahal itu kenyataan, mudah berkata “I Love Someone” or “I Hate Someone”. judgment yang terlalu diri dan itu semua disimpulkan dari apa yang dia rasakan bukan karena data.
“Karena menggunjing itu dosa dan menfitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan maka yuk latih diri kita untuk berfikir positif”

Lalu kita sebenarnya seperti apa dan siapa diri kita? jika pertanyaan itu masih menghantui diri anda maka mulailah pastikan bahwa kita adalah orang yang senantiasa berfikir positif. ikhtiar mengetahui diri kita melalui tes psikologi, grafologi, dan usaha – usaha lainnya itu boleh, malah saya bilang bagus sebagai salah satu ikhtiar kita.
Namun lebih dari itu ada prinsip dari Rosululloh yang sering kita lupa, yaitu “kita harus menjadi orang beruntung dengan membuat setiap harinya lebih baik dari hari sebelumnya, so mulailah mengukur diri kita karena sesuatu yang tidak diukur akan sangat sulit diperbaiki”

Leave a Reply

Your email address will not be published.