populasi penduduk indonesia yang dipenuhi oleh generasi X, Y dan Z merupakan fenomena yang harus ditangkap oleh berbagai pihak untuk mengembangkan diri. lebih dari itu, untuk menguasai pasar, marketer-pun harus peka terhadap isu ini.
generasi yang familiar dengar sebutan “millenials” ini merupakan generasi yang tak dapat dllepaskan dari kemajuan teknologi, dimana mereka tumbuh dengan perkembangan teknologi yang pesat. perkembangan teknologi memang berpotensi memberikan celah negatif untuk perkembangan anak, namun siapa yang bisa menghindarkan diri dan anak dari paparan teknologi?
Semua disiplin ilmu terkena badai ini, yap badai teknologi, tak terkecuali psikologi. siap atau tidak teknologi telah hadir dan berada di hadapan kita, saling bertatap dengan kita, hanya saja apakah teknologi dapat diterapkan pada ilmu psikologi? tentulah bisa, kenapa tidak?
Sejak akhir abad ke 20 peneliti psikologi telah melakukan banyak percobaan tentang assessment berbasis online. namun hal ini masih menyisakan isu hingga saat ini, yaitu tentang kualitas tes yang dihasilkan, apakah setara, lebih buruk atau bahkan hasilnya lebih baik daripada tes offline? mengingat generasi millenials lebih akrab dengan gadget daripada paper and pencil.
dalam sebuah jurnal Professional Psychology: Research and Practice tahun 2002 yang berjudul Online Assessment: Desirable or Dangerous memberikan hasil bahwa Prosedur penilaian psikologis yang dimediasi internet dapat memainkan peran penting dalam telemental health, Evaluasi empiris yang telah dipublikasikan tentang tes kepribadian berbasis onlinemenunjukkan bahwa tes itu dapat diandalkan dan valid. Namun, ada bukti bahwa versi tes berbasis online mungkin tidak selalu mengukur konstruk yang sama dengan anteseden konvensional: Kesetaraan tidak dapat diasumsikan. Penilaian klinis berbasis online tampaknya layak dllakukan, tetapi ada potensi kesulitan dengan pengukuran beberapa konstruk (terutama pengaruh negatif), serta pertimbangan etis.
hasil penelitian tersebut sebenarnya mengungkap lebih jauh daripada yang telah saya ungkapkan diatas, namun pada dasarnya tes berbasis online pada saat ini telah menjadi relevan digunakan oleh para peneliti dan professional dalam melakukan assessment. meski demikian ada sejumlah catatan yang perlu diperhatian tentang tes online, seperti tidak dapat dilakukannya observasi dan transfer emosional antara professional dan user.
semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya
Bagus, semoga konsisten ? ditunggu rilis artikel selanjutnya ya